Film Tengkorak terkenal , Apakah Prodi Komsi UGM juga ikut terbranding?

Oke sebelumnya makasih banyak nih udah mampir di blog ini.
Jadi malam ini aku lagi pengin ngebahas salah satu topik yang menurutku hangat untuk dibahas. ( kaya mendoan aja hangat wkwk)

Jadi dibulan oktober lalu tepat nya tanggal 18 Oktober 2018 untuk pertama kalinya UGM punya film layar lebar dan tayang di beberapa bioskop tanah air. Animo penonton pun ngga hanya di jogja saja namun di beberapa kota lain seperti Semarang,Surabaya dan kota besar lainnya tak mau ketinggalan antusias nya untuk menonton film yang genre nya jarang banget dibuat oleh sutradara-sutradara Indonesia. 

Film ini memang bergenre Sci-Fi dan action yang masih jarang sekali muncul di dunia perfilman indonesia. Jarang bukan berarti tidak ada ya, ada beberapa tetapi itu pun biasanya karya sutradara luar. Nah Pak Yusron Fuadi atau yang biasa dipanggil Mas Yos ini memberanikan diri untuk tampil beda dengan menggarap film yang genre nya kurang diminati oleh sutradara-sutradara indo.
Perjuangan membuat film ini pun tidak semudah apa yang kita semua bayangkan. Butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikan film ini. Bukan waktu yang singkat dan jalan yang mulus. Menurut cerita orang-orang dan juga dari Mas Yos (sutradara sekaligus pemain), untuk melakukan take video(shooting) biasanya menunggu ada uang nya dulu. Artinya harus nunggu gaji sebagai dosen dulu baru crew bisa shooting. Mas Yos sendiri memang kesehariannya bekerja sebagai dosen Komputer dan Sistem Informasi atau KOMSI UGM (dosenku di beberapa matkul). 

Crew dan pemain film Tengkorak sendiri kebanyakan adalah para mahasiswa dan dosen UGM. Tak kalah juga ada dekan-dekan dari beberapa fakultas yang terlibat di film ini. Bisa dikatakan ini filmnya UGM atau Sekolah Vokasi khususnya prodi Komsi UGM.  

Setelah tayang di bioskop dan ditonton oleh 41.194 pasang mata. Popularitas film ini pun naik dan lumayan dikenal. Tak jarang juga apresiasi dilayangkan oleh penonton hingga sutradara-ditradara ternama indonesia seperi Hanung Bramantyo, Joko Anwar, Garin Nugroho dan Ifa Insfansyah.

Seiring dengan popularitas film tengkorak yang sedang naik daun, nama Sekolah Vokasi pun ikut kerab kali disebut sebagai asal muasal dari film ini terlahir. Memang tak bisa dipungkiri bahwa Pak Dekan Sekolah Vokasi sangat support penuh film ini dan membranding sana sini yang akhirnya berbuah manis bisa masuk bioskop dan memperoleh penghargaan kompetisi film di nasional dan internasional. Jadi kalo bisa dikatakan memang film ini identik dengan Sekolah Vokasi dan juga UGM selain memang beberapa scene di ambil di lingkungan sekolah vokasi.

Lantas bagaimana dengan Prodi Komsi UGM yang merupakan tempat awal mula film ini lahir. Yang mana dari sebuah ide skenario hingga bisa masuk layar bioskop tanah air. Apakah penoton mengetahui jika film Tengkorak merupakan produk nyata dari Prodi Komsi UGM khususnya peminatan Multimedia?

Ketika melihat di kenyataannya sih memang belum sepenuhnya mengetahui dan paham. Beberapa teman-teman saya yang kebetulan mahasiswa sekolah vokasi pun kurang mengetahui jika film ini karya mahasiswa dan dosen KOMSI UGM.  Dan beberapa lagi mahasiswa fakultas lain ketika saya tanya ada yang mengetahui dan ada yang tidak. Mereka rata-rata menjawab bahwa ini karya Sekolah Vokasi (SV) tanpa menyebut embel-embel KOMSI. 

Tetapi dari pernyataan yang saya lontarkan bukan berati sudah benar dan bisa menyimpulkan bahwa Prodi Komsi kurang merasakan branding dari efek domino keberhasilan film tengkorak.

Akan lebih valid lagi mungkin ketika kita lihat pada saat Pendaftaran Mahasiswa Baru UGM. Apakah peminat Prodi Komsi bertambah dibandingkan dari tahun lalu? Mari kita lihat besok..!


Oh iya untuk teman-teman yang belum pernah nonton film tengkorak. Aku kasih video Trailer nya nih. Selamat menonton dan terima kasih sudah membaca artikel ini,

jangan lupa tinggalkan jejak anda di kolom komentar ya.